Sunday, May 11, 2014

SAHABAT SEJATI

Ada sebagian besar masyarakat yang memperlakukan Al-Qur'an berbeda dengan tujuan turunkan, dan secara umum tidak banyak muslim yang mengetahui isi Al-Qur'an. Sebagian mereka terkadang menggunakan Al-Qur'an hanya sebagai mas kawin pernikahan, setelah itu ditaruh di rak buku hingga berdebu, orang-orang tua sesekali membacanya, sementara yang muda belia sangat jarang bahkan tidak pernah sama sekali. Sebagian umat Islam berkeyakinan bahwa Al-Qur'an akan melindungi si pembaca dari "kemalangan dan kesengsaraan", dan memperlakukan Al Qur’an seolah-olah jimat penangkal mara bahaya.

Adalah kewajiban bagi setiap orang yang mengaku Islam untuk memahami ayat-ayat Allah, guna mengenal Sang Pencipta, menjadi lebih dekat kepada-Nya, serta menemukan arti keberadaan dan kehidupan manusia, dan menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Mereka dapat mempelajari subyek-subyek tertentu dalam Al-Qur'an dalam rangka memperoleh mentalitas berpikir yang memungkinkannya untuk dapat merasakan seluruh alam semesta sebagai manifestasi ciptaan Allah.

Ambil contoh kejadian hujan misalnya, pernahkah kita berfikir bagiamanakah proses terjadinya hujan?, kenapa hujan jatuh dari langit tidak merusak mobil yang di parkir di lapangan?, padahal hujan jatuh dari ketinggian minimum ± 1.200 meter. Dan kenapa airnya tidak asin? padahal sebagian besar berasal dari penguapan air laut. Proses terjadinya hujan disebutkan dalam Surat Ar-Ruum (QS. 30:48) : “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.”

Menurut Harun Yahya “Benda yang berat dan ukurannya sama dengan air hujan, bila dijatuhkan dari ketinggian 1.200 meter, akan mengalami percepatan terus-menerus dan jatuh ke bumi dengan kecepatan 558 km/jam. Akan tetapi, tata-rata kecepatan jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam.” Sedangkan air hujan tawar seperti disebutkan dalam Surat Al Waqi’ah, (QS. 56:68-70), “Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?”

Subhanallah, Maha Suci Engkau Ya Allah atas apa yang ada di jagat raya, bumi beserta isinya semua adalah bukti penciptaan-Mu. Jika kita baca ayat-ayat tersebut, sebenarnya kita sedang berusaha untuk memahami ilmu, kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga dengan mengingat dan merenung (tafakur) atas ciptaan-Nya yang sempurna tanpa cacat, yang pada gilirannya akan menambah keimanan kita (haqqul yaqin) kepada-Nya. Bagi orang yang dibukakan akal pikiran dan hatinya, segala sesuatu di sekeliling mereka adalah tanda-tanda ciptaan-Nya. Oleh karena itulah bagi yang belum bersahabat dengan Al Qur’an, mulai saat ini marilah kita jadikan Al Qur’an sebagai sahabat sejati, dengan membacanya setidak-setidaknya satu ayat setiap hari atau sesuai kesanggupan. Semoga kita termasuk orang yang diberi rahmat dan hidayah, amien...

No comments:

Post a Comment