Sunday, May 11, 2014

Pentas Dunia

Dunia adalah pentas bagi manusia merasakan diri mereka sebagai pelakon dan sebagai sutradara. Dunia adalah tempat kita singgah sebentar sambil melepaskan penat sebelum kita sampai ketempat yang kekal abadi.

Jika kita boleh dianggap sebagai pelakon, berlakonlah dengan lakonan yang baik sehingga kita boleh mendapat anugerah tertinggi hasil dari lakonan kita. Apa yang kita harapkan adalah anugerah tertinggi dari Allah s.w.t.

Banyak lakonan yang dapat kita lakonkan jika kita mengharapkan anugerah dari Allah diantaranya:

Lakukan diri untuk kebaikan / Jauhkan diri dari kemungkaran

"Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk (faedah) manusia, Kamu mengajak kepada kebajikan dan kamu mencegah daripada kemungkaran serta kamu beriman kepada Allah.dan Rasul...."

Barangsiapa mendatangi 'arraaf' (tukang ramal) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari." (HR.Muslim).

'Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Abu Daud).

"Barang siapa daripada kamu yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia mengubah dengan tangannya (kekuasaan), apabila ia tidak berkuasa (dengan tangan) maka dengan lidahnya (teguran atau nasihat), apabila tidak kuasa (dengan lidahnya) maka dengan hatinya dan yang demikian adalah selemah-lemah iman." (Riwayat Muslim).

Jauhkan diri dari mengumpat / mencela

Sikap suka mengumpat atau menceritakan keburukan dan kelemahan orang lain dilaknat oleh Allah.

Mereka yang bersikap demikian, secara disedari atau tidak mencela dan mengaibkan orang lain yang hukumnya berdosa besar.

Ketika berbual, sama ada secara sengaja atau tidak, mereka menceritakan keburukan ketuanya, jiran, saudara mara dan orang yang lalu di hadapan mereka.

Firman Allah bermaksud: "Hai orang yang beriman, kalau datang kepada kamu orang jahat membawa berita, periksalah dengan saksama supaya kamu jangan sampai mencelakakan suatu kaum yang tidak diketahui, kemudian kamu menyesal di atas perbuatanmu itu." (Surah al-Hujurat, ayat 6)

Jauhkan diri dari melakukan zina dan maksiat

Menjauhkan diri daripada majlis-majlis yang berunsur maksiat dan mungkar. Semasa isteri sedang mengandung, ia merupakan waktu yang amat sensitif bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh itu, suami isteri hendaklah menjauhi tempat-tempat maksiat seperti pesta-pesta hiburan, kelab malam, tempat perjudian, funfair, konsert-konsert yang bertentangan dengan Islam dan sebagainya.

Sabda Rasulullah s.a.w. :


Maksudnya : “Telah ditulis ke atas anak Adam itu bahagiannya daripada zina yang tidak mustahil berlaku ke atasnya iaitu :

Zina kedua biji mata ialah memandang benda-benda yang haram.

Zina kedua telinga ialah mendengar benda-benda yang haram.

Zina lidah ialah berkata-kata kalimah yang tidak baik.

Zina tangan ialah melakukan kezaliman.

Zina kaki ialah melangkah ke tempat maksiat

Zina hati ialah keinginan yang melampau dan banyak angan-angan.

Kemuncak zina ialah melakukan perbuatan zina dengan kemaluan yang dihukumkan had zina ke atasnya”

Jalan kita semakin singkat, bila-bila masa kita akan berpindah setelah penat kita berlakon, melepas kepenatan yang terasa dengan segala amalan-amalan yang sengaja dan tidak sengaja kita lakukan tanpa disedar kita tetap bergelumang dengan dosa-dosa baik yang nyata atau yang tersembunyi.

Jauhkan diri dari dosa

Siapa di antara kita yang kuat menahan malu, andai kita tahu daftar kesalahan, kedurhakaan, kemaksiatan, pelanggaran yg telah kita lakukan? Siapa di antara kita yg mampu menahan rasa hina tiada tara, jika kita mengetahui catatan prilaku buruk yg sudah kita lakukan? Hidup yg telah kita lalui singkat. Tapi siapa yg kuat menahan penyesalan akibat keburukan dan dosa yang kerap kita lakukan berulang-ulang? Dari itu bersihkan diri kita dan persiapkan diri kita dan pakaian kita sebelum kita pulang bertemu dengan Pencipta kita buat selama-lamanya. Dengan perbanyak beristighfar dan memperbaharui taubat…………..

Beristighfar, dan bertaubat

Dari itu marilah perbanyakan istighfar dan memohon keampunan daripada Allah SWT. Rasulullah menggambarkan, sebuah dosa seperti noda hitam di dalam hati. Kian banyak noda hitam dalam hati, maka hati boleh menjadi hitam legam, kelam. Sinarnya bukan hanya redup, tapi gelap. Cahayanya tertutup oleh titik-titik noda yang menjadikannya tak mampu lagi memandang dan menimbang kebenaran. "Bila seseorang melepaskan diri dari dosa, beristighfar dan bertaubat, hatinya akan cemerlang seperti semula. Tapi bila ia mengulangi perbuatan dosa maka noda hitam itu akan bertambah hingga meliputi hatinya. Allah SWT berfirman, "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka *(HR. Tirmidzi).

Demikianlah. Kemaksiatan dan dosa, ternyata boleh saja menjadi pintu kebaikan bagi pelakunya. Syaratnya harus satu, yakni perbaharui taubat. Pintu kebaikan ada dimana saja. Termasuk di hadapan pelaku kemaksiatan. Jangan mencela berlebihan perilaku maksiat yang dilakukan orang lain. Karena mungkin saja di lain kemaksiatan itu ternyata melecut pelakunya untuk melakukan keshalihan yang boleh jadi kita sama sekali tidak mampu melakukannya.

Tinggalkan kemaksiatan, sekali dosa, perbaharui taubat, jangan biarkan diri hanyut dalam nikmatnya ayunan kesalahan. Ingat, jika kita ikhlas, Allah pasti

akan menggantikan kenikmatan dosa yang kita tinggalkan dengan sesuatu yang jauh lebih indah dan nikmat sejak di dunia, terlebih di akhirat. Dengarkanlah perkataan yang diucapkan Ibnu Sirin, seorang tokoh ulama` di zaman Tabi`in yang terkenal memiliki kepekaan spiritual di zamannya. Ia mengatakan, "Tidak ada seorangpun yang meninggalkan suatu keburukan yang ia rasakan nikmat, hanya karena Allah, kecuali pasti ia akan menemukan gantinya dari Allah.."

Atau perhatikanlah sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa yang memalingkan pandangan dari sesuatu yang haram, maka Allah akan berikan satu titik cahaya dalam hatinya.."

No comments:

Post a Comment